Pages

Senin, 25 November 2013

Resensi Novel Harry Potter and The Chamber of Secrets


Judul buku                              Judul buku                    : Harry Potter and The Chamber of Secrets (Harry Potter dan Kamar Rahasia)
Penulis                          : J.K Rowling
Penerbit                        : P.T Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit                   : 2007
Tebal                             : 424 halaman
Harga                            : Rp 90.000,00
Siapa yang tidak pernah mengenal J.K Rowling (Joanne Kathleen Rowling)? Ya, benar. Beliau adalah seorang penulis novel berseri Harry Potter. Sejak kecil, beliau sudah bercita-cita ingin menjadi seorang penulis. Ia pertama kali menulis buku, pada saat beliau berusia 6 tahun. Ide cerita Harry Potter muncul dibenaknya waktu itu oada tahun 1990, saat itu beliau melakukan perjalan dengan menggunakan kereta api dari Manchester menuju ke London. Sesosok Penyihir kecil yang berbadan kurus, berambut hitam, dan memakai kacamata, tergambar oleh J.K Rowling waktu itu. Awalnya novel Harry Potter and The Socerer’s Stone (novel Harry Potter seri pertama) ditolak, akan tetapi dia tidak menyerah dan akhirnya diterima oleh penerbit yang bersedia menerbitkannya.
Pada novel seri kedua ini, Harry Potter terjebak melewati liburan musim panas bersama keluarga Dursley yang menyebalkan. Akan tetapi, tiba-tiba muncul makhluk aneh bin ajaib bernama Dobby (kali pertama tokoh Dobby muncul). Dobby adalah salah satu peri rumah rumah yang menghamba pada suatu tuan rumah, tapi hanya rumah-rumah besar, kastil dan orang-orang kaya.
Dobby melarang Harry Potter untuk kembali ke Hogwarts. Dia beralasan bahwa akan ada malapetaka yang mengancam keselamata Harry Potter di Hogwarts. Namun, himbauan Dobby tidak dihiraukan ole Harry. Harry pun tetap kembali ke sekolah sihir Hogwarts itu.
Tanpa diduga oleh Harry, muncul beberapa keanehan-keanehan sebelum malapetaka itu benar-benar terjadi. Gerbang peron 9 3/4 tidak bisa dilewatinya. Harry pun terpaksa pergi ke Hogwarts mengendarai mobil terbang bersama Ronald Weasley (sahabatnya).
Keanehan demi keanehan yang lain pun terjadi, sampai pada akhirnya malapetaka itu benar benar terjadi. Ada seseorang yang mengubah siswa-siswi di Hogwarts menjadi batu. Dari kejadian pertama yang terjadi, terungkaplah bahwa sang keturunan Salazar Slytherin (salah satu pendiri Hogwarts. Pendiri di Hogwarts ada 4, dan nama pendirinya itu sesuai dengan nama para pendiri Hogwarts, diantaranya: Godric Gryffindor; Helga Hufflepuff; Rowena Ravenclaw; dan Salazar Slytherin) telah kembali ke Hogwarts. Dia telah kembali dan membuka pintu Kamar Rahasia yang keberadaannya tidak diketahui oleh siapa pun. Siapakah dia?
Harry dan kawan-kawannya curiga, bahwa pelaku perbuatan itu adalah Draco Malfoy (Penyihir dari asrama Slytherin). Bagaimana tidak? Draco Malfoy menganggap dirinya sendiri sebagai orang yang paling pantas belajar sihir, lantaran dia berdarah murni. Meskipun demikian, kecurigaan tentang siapa pelakunya juga mengarah ke Harry sendiri karena diketahui bahwa Harry adalah seorang Parselmouth (Parselmouth adalah seseoarang yang bisa berbahasa dengan menggunakan bahasa ular).
Setelah melakukan pencarian informasi, dengan bantuan hantu wanita, Myrtle Merana, Harry Potter menemukan letak Kamar Rahasia yang tak lain berada di toilet tempat Myrtle Merana sering berada. Di dalam Kamar Rahasia itu, Harry menemukan sesosok monster, monster itu berwujud ular yang sangat besar, ular itu bernama Bacilis. Selain Bacilis, Harry juga bertemu dengan jelmaan Lord Voldemort yang hadir bersama horcruxnya, yakni Bacilis tadi. (Horcrux adalah suatu wadah di mana seorang Penyihir Hitam menyembunyikan bagian dari jiwanya untuk tujuan mencapai keabadian).
Di tempat itu (Kamar Rahasia), terjadi pertempuran antara Harry dan Bacilis. Dengan bantuan pedang Godric Gryffindor, Harry dapat mengalahkan Bacilis itu. Harry yang sempat terluka karena gigitan Bacilis yang beracun itu, dapat diselamatkan oleh tetesan air mata dari burung Phoenix (burung yang membawakan pedang Godric Griffindor untuk Harry Potter). Sedangkan jelmaan Lord Voldemort (Tom Marvolo Riddle), hancur bersama horcruxnya (Bacilis tadi). Harry Potter selamat, siswa-siswi Hogwarts yang tadi menjadi batu kini kembali seperti sedia kala dengan bantuan ramuan mandrake (tanaman yang digunakan untuk menyembuhkan status kutukan sihir dan dapat menyembuhkan kembali seperti sedia kala). Mereka (Harry dan seluruh siswa-siswi Hogwarts) dapat kembali bersekolah tanpa dihantui rasa takut akan kamar Rahasia itu.
Bahasa yang digunakan novel ini sangat mudah dimengerti dan dipahami. Takaran imajinasi yang dituangkan sangat tinggi. Nilai persahabatan yang cukup solid membuat petualangan menjadi seru dan sangat mendebarkan. Hanya saja pada novel ini, banyak tokoh yang mungkin tidak bisa dipahami apabila tidak membacaseri pertamanya, dan sampul yang digunakan pun kurang menarik. 
Novel ini pantas dibaca oleh siapa saja. Kisah-kisah di dalamnya dapat melatih daya imajinasi kita dan mampu membawa kita ke dunia sihir khayalan yang penuh dengan keajaiban-keajaiban. Selain itu, terdapat berbagai pesan di dalamnya yang penuh dengan nilai-nilai persahabatan, keberanian, dan perjuangan tanpa mengenal putus asa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar